KEBUMEN - Seserahan merupakan salah satu tradisi adat Jawa yang merupakan bagian dari prosesi pernikahan dalam adat Jawa, merupakan simbol dari tanggung jawab seorang suami untuk memberikan nafkah lahir batin kepada calon istrinya. Seserahan biasanya diberikan oleh keluarga mempelai pria pada malam hari menjelang akad nikah.
Babinsa Kenteng Koramil 03/Sempor Sertu Teguh Raharjo bersama Kadus V dukuh Grigak Kidul ibu Siti Rochmah turut menghadiri acara tradisi seserahan/sosokan pernikahan di Desa Kenteng, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Kamis, (3/11/2022).
Acara yang merupakan tradisi Dukuh Grigak Kidul desa Kenteng ini merupakan proses akad nikah anak dari Bapak Saeful Kholik RT 02/06 dengan anak dari Bapak Suratno RT 01/06. Dengan diawali pembacaan Surat Yasin bersama usai sholat Duhur, dilanjutkan dengan acara penyerahan barang dari pihak keluarga mempelai laki laki kepada mempelai perempuan.
Dengan bergotong royong, keluarga bapak Saeful dengan dibantu warga RT 02/06 berjalan kaki membawa barang hantaran ke rumah bapak Suratno yang berjarak lebih kurang 200 meter.
Adapun berbagai macam barang yang dibawa merupakan kebutuhan akad nikah seperti seperangkat alat sholat, perhiasan untuk keperluan calon pengantin serta barang untuk keluarga mempelai putri seperti beras, kayu bakar, kelapa, ayam, kambing dan keperluan lainnya yang proses penyerahan dilakukan upacara dengan perwakilan dari masing masing mempelai.
Usai kegiatan tersebut Kadus V Grigak Kidul menyampaiakn, "Kami atas nama keluarga mengucapkan banyak terimakasih atas kehadiran Babinsa Sertu Teguh Raharjo pada acara ini, dengan kehadiran Babinsa tentunya memberi warna tersendiri bagi keluarga yang punya hajat, dengan bergabungnya babinsa diacara ini terlihat dia seolah bagian dari warga kami, " terang Kadus Grigak Kidul yang bernama lengkap Siti Rochmah.
Baca juga:
Cerita Rakyat Kecil di Balik Covid 19
|
Sementara itu Sertu Teguh menyampaikan bahwa ini merupakan wujud kemanunggalan TNI dan Rakyat, sebagai anak kandung rakyat TNI merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan rakyat, tidak ada jarak pemisah. "Alhamdulillah warga Grigak Kidul ini masih memegang tradisi leluhur, bergotong royong membantu sesama agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar, semoga tradisi ini terus dilestarikan dan diwariskan ke anak cucu sehingga tidak luntur oleh perubahan jaman, kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan tradisi yang baik ini, " tandas Teguh.
Redaksi: Pendim 0709/Kebumen